Jumat, 22 Desember 2017

KONSEP DESA WISATA DAN LOKASI WISATA DESA TLAHAB

KONSEP DESA WISATA DAN LOKASI WISATA DESA TLAHAB
Hendra Hermawan, (S1) Hospitality STP AMPTA Yogyakarta. Email : hhasim0707@gmail.com



Intisari
Latar belakang penelitian yang kami ambil di sini yaitu penelitian tentang desa wisata yang berada di kabupaten Temanggung yakni Desa Wisata Tlahab. Pada kesempatan kali ini saya menuliskan jurnal penelitian ini guna untuk mengetahui potensi dari Desa Wisata Tlahab dan konsep 3 A (atraction, accesbility, and amenities). Dan juga untuk mengetahui karakter yang menonjol di Desa Wisata Tlahab, mengetahui karacteristik wisatawan yang berkunjung, juga kelemahan dan kelebihan dari Desa Wisata Tlahab. Kemudian kami juga melakukan penelitian ini untuk mengetahui peran Stake Holder seperti pemerintah desa, Pemerintah Pusat, Masyarakat dan juga anggota pengurus pariwisata (Pokdarwis) Desa Wisata Tlahab. Metode atau pendekatan penelitian yang kami ambil yaitu metode observasi, metode kuisioner, dan juga metode wawancara kepada pihak pengelola. Dan setelah data kami kumpulkan kami simpulkan dan kami kembangkan menjadi laporan penelitian. Dan informasi tersebut kami perkuat dengan metode pencarian data melalui media internet, dan media sosial seperti facebook, dan juga youtube. Tujuan dari penelitian di Desa Wisata Tlahab secara umum yaitu, untuk mengetahui potensi yang ada di Desa Wisata Tlahab, kemudian unsur 3 A (atraksi, akses, amenitas), serta kekurangan dan kelebihan Desa Wisata Tlahab. Letak Desa Wisata Tlahab berada di lereng Gunung Sindoro – Sumbing berada di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung Temanggung, Jawa Tengah. Desa ini sangat menarik, indah dan berhawa sejuk. Kebudayaan jawa di sana juga masih sangat kental seperti kesenian Tari Kuda Lumping, Wiwidan (Acara selametan setelah sukses panen), maulid nabi (pengajian memperingati maulid nabi). Selain itu Desa Wisata Tlahab memiliki potensi alam yang indah dan alami. Lokasi Desa Wisata Tlahab juga strategis karena merupakan jalan utama menuju Jakarta, Bandung, Purwokerto serta arus balik nya menuju Semarang, Yogya dan sebagainya. Desa Wisata Tlahab sangat cocok untuk di jadikan sebagai education tourism, karena Desa Tlahab memiliki banyak potensi baik alam, budaya, dan buatan.

Bab 1. Pendahuluan
1.1 latar Belakang

Desa Wisata
Desa Wisata merupakan salah satu dari bentuk pariwisata yang sedang di kembangkan oleh pemerintah Indonesia  sebagai bentuk pariwisata alternatif dalam menyikapi pesatnya pertumbuhan pariwisata massal. Desa wisata di Indonesia memiliki potensi – potensi yang mampu menarik minat wisatawan saat ini karena seperti yang kita ketahui bahwa manusia sudah mengalami kebosanan dengan suasana perkotaan yang monoton penuh dengan kemacetan dan kebosanan akan rutinitas sehari – hari. Oleh karena itu mengapa penelitian ini kami buat untuk sebagai bahan reverensi bagi para pembaca bahwa di pelosok desapun memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk di kembangkan menjadi kegiatan pariwisata yang sangat diminati oleh wistawan saat ini baik wisatawan domestik maupun wisatawan Manca Negara.
Desa atau pedesaan bagi kami merupakan aset kekayaan berharga yang sangat bernilai jika dikelola dengan baik dan dan dipasarkan dengan benar dan bertanggungjawab. Potensi desa adalah layaknya berlian yang yang masih terkubur jauh dalam tanah, butuh upaya keras untuk menggali, membentuk, memoles hingga tampak cahaya berkilau yang menawan, serta mampu memikat siapapun yang memandang. Desa wisata adalah sebuah istilah yang diadopsi atau merupakan kombinasi dari beberapa pengertian tentang pariwisata yaitu :
a)      Agrowisata (wisata pertanian) yaitu jenis wisata yang memfokuskan pada pertanian atau perkebunan khas sebagai objek kunjungan. Jenis wisata yang seperti ini biasanya telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi wisatawan untuk mengunjunginya. (Damarjati, 2001 : 5).

b)      Wisata budaya yaitu gerak atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata berujut hasil-hasil seni dan budaya setempat, misalnya adat- istiadat, upacara-upacaa agama, tata hidup masyarakat, peninggalan-peninggalan sejarah, hasil-hasil seni dan kerajinan rakyat, dan lain sebagainya. (Damarjati, 2001 : 31).
c)      Ecotourism adalah perjalanan wisata yang bertanggung jawab dengan cara mengonservasi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to nature areas that conserves the environment and improves the well-being of local people)(TIES dalam Damanik dan Weber 2006)
Desa wisata yaitu sebuah kawasan yang berkaitan dengan wilayah atau berbagai kearifan lokal (adat-istiadat, budaya, potensi, yang dikelola sebagai daya tarik wisata sesuai dengan kemampuannya, yang ditunjukan untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakt. Kearifan lokal atau system pengetahuan lokal yang dimaksud disini adalah pengetahuan yang khas yang milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang sekian lama , sebagai hasil dari proses hubungan timbal balik antara pnduduk tersebut dengan lngkunganya (petunjuk teknis penelitian Budaya, anonym, Yogyakarta : P2KD DIY 2003).
Desa wisata sebagai kawasan berupa lingkungan pedesaan yang memiliki daya tarik berupa kearifan lokal seperti adat-istiadat, budaya, kekayaan alam yang memiliki keunikan dan keaslian berupa ciri khas suasana pedesaan. Kawasan pedesaan yang dikelola sebagai desa wisata biasanya memiliki lebih dari satu atau gabungan dari beberapa daya tarik wisata, misalnya gabungan dari agrowisata, wisata budaya, dan ecotourism dalam satu kawasan desa wisata.
Kunci dalam pengembangan dan pemasaran desa wisata dikenal dengan konsep Community Base Tourism (CBT) dari masyarakat lokal, oleh masyarakat lokal dan untuk msyarakat lokal sendiri. Tujuan dari konsep Community Based Tourism (CBT) adalah agar manfaat berupa peningkatan nilai dan kontribusi positif dari pengelolaan wisata mampu dirasakan tuan rumah. Kerjasama dengan berbagai pihak sangat perlu dilakukan namun jangan sampai membuat masyarakat kehilangan kedaulatan dalam mengelola potensi desanya sendiri, jangan sampai majunya pariwisata justru melahirkan masyarakat yang termarginalisasi baik secara ekonomi maupun sosial budaya, yang dalam bahasa jawa dikenal perumpamaan “Ra melu mangan nangkane gupak pulute”, jika diartikan adalah “tidak ikut mendapat manfaat (enak) tetapi kebagian sengsaranya”.
1.2 Rumusan Masalah
1)      Bagaimana upaya pengembangkan dan pemasarkan potensi pariwisata di Desa Wisata Tlahab?
2)      Bagaimana dampak yang akan terjadi setelah kegiatan pariwisata berlangsung di Desa Wisata Tlahab?(negative/positif).
3)      Siapa sajakah stake holder yang terlibat dalam pengembangan Desa Wisata Tlahab dan bagaimana peran masing – masing stakeholder?
1.3 Pendekatan Teori / Tinjauan Pustaka
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata :
1.      Akomodasi : sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.

2.      Atraksi : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti : kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
1.4 Tujuan Penelitian
A.      Karakteristik Desa Wisata dan Desa Wisata Tlahab.
B.      Bauran antara Wisata Buatan dengan Wisata Alam dan Wisata Budaya.
C.      Dampak adanya Desa Wisata yang berada di Desa Tlahab terhadap Dampak Sosial Ekonomi, Sosial - Budaya, terhadap kehidupan masyarakat sekitar setelah adanya kegiatan pariwisata.
D.     Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Kebijakan Pariwisata di Desa Wisata Tlahab.
E.      Aspek Sosiologis Wisatawan Desa Wisata Tlahab seperti :
a.      Tipologi Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tlahab.
b.      Motivasi Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tlahab.
B. Metode Penelitian
Menurut Nasir (1988:51) Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Beberapa pandangan metode penelitian secara khusus menurut para ahli:
1.      Metode Penelitian Historis
Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E. Wallen (1990 : 411) dalam Yatim Riyanto (1996: 22), dalam Nurul Zuriah (2005: 51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif memfokuskan kepada masa lalu”,
2.      Metode Penelitian Survey
Menurut Gay & Diehl (1992) “metode penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey (1982) “metode penelitian survey merupakan satu metode penelitian yang teknik pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
3.      Metode Penelitian Kuantitatif
Menurut Jonathan Sarwonno (2006) metode penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
4.      Metode Penelitian Eksperimen
Menurut Arikunto (2006) “metode penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu”.
5.      Metode Penelitian Naturalistic
Bogdan dan Tylor dalam Moleong (1993:3) “metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
6.      Metode Penelitian Kebijaksanaan (Deskriptif)
Menurut Suharsimi Arikunto “metode penelitian kebijaksanaan adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan”.
7.      Metode Penelitian Tindakan
Menurut Kemmis (1988) metode penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial. Dari pemaparan di atas penelitian yang kami gunakan yaitu metode survey dan metode penelitian kuantitatif.
1.3 Lokasi Penelitian
Desa Wisata Tlahab dan Obyek Wisata Alam Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi di Jawa Tengan Denga ibukota profinsi nya yaitu Semarang. Temanggung adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Temanggung dan berbatasan dengan Kabupaten Kendal di utara, Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Magelang di selatan, serta Kabupaten Wonosobo di barat.
 Luas wilayah Kabupaten Temanggung adalah Luas 870,25 km², populasi sebesar Total    708.546 jiwa (2010). Dan di bawahi oleh Bupati Bambang Sukarno.

C. Hasil dan Pembahasan
*      Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung pada objek wisata alam di Desa Wisata Tlahab, Kledung Temanggung. khususnya pada dua lokasi yaitu Desa Wisata Tlahab dan Obyek Wisata Alam Posong.

Tabel1. Distribusi Karakteristik Koresponden
No
Variable
Clasifikasi
Jumlah Responden
Orang
Persen
1
Jenis kelamin
Laki – Laki
Perempuan
49
50
49,5%
50,5%
Total
99
100 %
2
Usia
18 – 20 thn
20    – 29 thn
30 – 39 thn
> 40 thn
28
32
25
14
28,3 %
32,3 %
25,3 %
14,1 %
Total
99
100 %
5
Pendidikan Terakir
SMA / Sederajat
Diploma
S1
S2
Lainya
59
7
30
3
11
59,6 %
7,1 %
30,3 %
3,3 %
11,1 %
Total
99
100 %
4
Profesi
Pegawai negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Lainya
22
17
13
36
11
22,2 %
17,2 %
13,1 %
36,4 %
11,1 %
Total
99
100 %
5
Pendapatan
-
Rp.1 jt – Rp.2 jt
Rp.2 jt – Rp.4 jt
Rp.4 jt – Rp.6 jt
> Rp.6 jt
39
20
26
8
6
39,4 %
20,2 %
26,3 %
8,1 %
6,1 %
Total
99
100 %

Tabel di atas yang akan menjelaskan tentang karakteristik responden di Desa Wisata Tlahab yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, profesi dan rata-rata pendapatan tiap bulan. Tabel1. Menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung didominasi oleh perempuan sebesar 50,5%. Ditinjau dari usia, responden mayoritas usianya pada interval 20-29 tahun sebesar 32,3% dan minoritas  ≥ 40 tahun sebesar 14,1%. Dilihat dari pendidikan, nampak bahwa responden dengan pendidikan terakhir SMA/sederajat adalah responden terbanyak sebesar 59,6% dan yang paling sedikit dengan pendidikan terakhir S2 sebesar 3%. Ditinjau dari profesinya, responden pelajar/mahasiswa merupakan responden terbanyak sebesar 36,4%dan yang paling sedikit adalah lainnya sebesar 11,1%. Terakhir, dari pendapatan menunjukkan bahwa responden mayoritas tidak berpendapatan sebesar 39,4% dan minoritas dengan pendapatan ≥ Rp. 6.000.000,- sebesar 6,1%.
Pada saat survey kami melakukan observasi yaitu berupa foto – foto real tentang keberadaan kondisi pada saat itu menggunakan media foto dan juga kami melakukan metode wawancara kepada salah satu pemangku kepentingan di sana sebagai sekertariat desa bapak Tuhar, dan pada kondisi riil saat ini dapat kami simpulkan :
No
Aspek yg di amati
Kondisi
1
Akses
Kurang memadai
2
Atraksi
Sangat Bagus
3
Amenitas
Sangat Bagus
4
Interaksi Lokal
Sangat Bagus
5
Bauran


Budaya
Sangat Bagus

Alam
Sangat Bagus

Buatan
Bagus

Kemudian dari hasil tersebut kami menyimpulkan bahwa kondisi di sana 85 % sangat bagus dan kompeten dengan apa yang di sajikan di Desa Wisata Tlahab dan menurut kami itu sangat mendukung untuk di jadikan tempat atau destinasi wisata yang di kembangkan menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan. Selain itu juga bauran antara wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan di sana sudah sangat kooperatif dalam artian saling berbaur tanpa merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak lainya saja.
Melainkan berdiri seimbang, kokoh, kuat hanya saja pada kondisi wisata alam kita hanya mengandalkan kehendak alam, jika sesuatu terjadi seperti bencana alam itu adalah bukan karena akibat dari bauran yang tidak seimbang melaikan sudah menjadi kodratnya sebagai alam yang tidak dapat di prediksi kapan musibah datang.
Kemudian hasil wawancara kmi yaitu kepada bapak Tuhas Sebagai sekertaris Desa Wisata Tlahab, dan beliau juga sebagai pengusaha kopi yang ada di Desa tersebut, beliau mengatakan bahwa Desa Wisata Tlahab dulunya adalah desa yang senang dengan kebudayaan jawa nya yang sering mereka tunjukan atau tampilkan pada setiap event sehari-hari, seperti :
1)      Event keagamaan (Maulid Nabi (memperingati kelahiran nabi Muhammad).
2)      Isra' Mi'raj (Nabi Muhammad mendapat wahyu terkait shalat 5 waktu)
3)      Iedul Fitri dan Iedul Adha (2 hari raya besar)
Upacara tahun baru Islam (Di Jogja di selenggarakan pasar malam Sekaten), dan juga acara jawa dan juga acara nganten atau pernikahan dan juga sunatan.  Selain itu Desa Wisata Tlaha di kelola oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung yang bekerja sama dengan Dinas Kehutanan dan juga para pemuda Pokdarwis Kembang Arum & Pemuda Pecinta Alam lMDH Jogorekso Community.

C. Pembahasan
a)      Aksesbilitas
Letak Desa Wisata Tlahab berada di lereng Gunung Sindoro – Sumbing berada di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung Temanggung, Jawa Tengah. Desa ini sangat menarik, indah dan berhawa sejuk. Kebudayaan jawa di sana juga masih sangat kental seperti kesenian Tari Kuda Lumping, Wiwidan (Acara selametan setelah sukses panen), maulidan (pengajian memperingati maulid nabi). Jika melewati jalan ini anda bisa melihat kanan kiri pemandangan yang sangat indah persawahan serta gunung yang terlihat sangat dekat. Namun cuaca di sana tidak dapat di perkirakan karena stelah jam 2 siang pasti sudah turun kabut dan terkadang hujan turun tiba-tiba. Jika di tempuh dari Wonosobo hanya berjarak kurang lebih 19 km atau 40 menit. Jika di tempuh dari semarang kurang lebih 100 km atau 3 ½ jam. Dan jika di tempuh dari Jombor Yogyakarta kurang lebih 86 km atau 2 ½ jam. Akses sudah cukup bagus dan sudah teraspal hanya saja jalannya lumayan padat karena merupakan jalan utama menuju Jakarta, bandung, purwokerto serta arus balik nya menuju semarang, yogya dan sebagainya.
b)     Atraksi Wisata

1.      Desa Wisata Tlahab sebagai desa penghasil kopi arabika. Desa Wisata yang sangat sejuk dan pemandangan yang sangat indah sebagai lokasi syuting Filosofi kopi, selain itu kentalnya kebudayaan di sana dan juga pola hudup masyarakat yang unik dan asli.

2.      Wisata Alama Posong 

Berada tidak jauh dari desa wisata tersebut kurang lebih 30 menit menuju ke destinasi tersebut di mana akses menuju kesana masih bebatuan dan melewati rumah warga serta perkebunan kopi dan tembakau, dan wisatawan akan dimanjakan dengan keindahan alam nya serta kesejukan udara nya yang masih alami. Lebih bagus lagi jika menyaksikan matahari terbit yang berwara kuning ke emasan yang sangat memanjakan mata di pagi hari. Juga tersedia berbagai spot foto yang indah dan menarik.

3.      Watu Ambal
Konon Watu Ambal adalah bebatuan yang sengaja di letakan oleh para pendahulu kita atau peninggalan sunan pada masa itu, yang di gunakan untuk membangun masjid atau candi, bebetaun tersebut berumur ratusan tahun, dan di sana sengaja tidak di pindahkan atau di ambil sebagai tanda bahwa dahulu kala telah tinggal sunan atau kerajaan.
4.      Watu Kelir
Watu kelir berada lumayan jauh dari desa wisata tlahab dan jalan menuju kesana juga masih jalan tamnah yang hanya bisa di lalui dengan jalan kaki saja. Namun sesampai di sana anda akan di manjakan dengan keindahan alam bebatuan yang berwarna seperti pelangi, yang besar atau tebing yang indah, dan jika pada musim hujan watu kelir menjadi seperti air terjun yang alami.
c)      Amenitas
Ada beberapa fasilitas penunjang di sana yang sudah cukup bagus untuk desa wisata yang jauh dari perkotaan dan untuk pokdarwis di sana saya acungi jempol memilih tempat tersebut sebagai desa wisata karena desa tersebut sangat kumplit akan wisata, serta kebudayaan, serta pola hidup masyarakat yang masih otentik dan real tanpa di buat – buat.
Fasilitas pendukung di sana ada beberapa yaitu parking area di beberapa spot destinasi wisata, seperti di posong, lalu toilet yang cukup banyak, mushola, aula berkumpul, akomodasi seperti homestay, serta tenda yang di sediakan oleh masyarakat sekitar. Lalu ada juga pusat informasi toko oleh – oleh, dan juga warung kopi dan warung makan serta ada juga gardu pandang, Di sana juga di sediakan flying fox juga area untuk beristirahat Bersama teman ataupun keluarga atau gazebo.
Selain itu juga di sediakan  wahana bermain anak seperti ayunan, jungkat jungkit, lalu ada pula warung yang menyediakan makanan khas di sana, serta yang paling otentik juga kopi hasil perkebunan di sana, yaitu kopi posong yang di kelola oleh BPK Tuhar, beliau pencetus kopi posong dan telah me- Indonesia karena kopi tersebut telah di film kan pada film filosofi kopi pada tahun 2015 serta 2016 silam.
D. Dampak Sosial - Ekonomi, Sosial - Budaya, terhadap kehidupan masyarakat sekitar setelah adanya kegiatan pariwisata.
Setelah adanya kegiatan pariwisata di Desa Wisata Tlahab tentu saja mengalami banyak perubahan yakni dalam bidang ekonomi, social dan juga budaya.
v  Dampak Sosial – Ekonomi menurut Cohen 1984 : Dampak terhadap penerimaan devisa, Dampak terhadap pendapatan masyarakat, Dampak terhadap kesempatan kerja, Dampak terhadap harga – harga, Dampak terhadap pembangunan dan lainya
Dampak akan adanya kegiatan pariwisata dalam bidang social - ekonomi di Desa Wisata Tlahab tentunya berubah walaupun tidak begitu drastis namun dampak tersebut dapat di rasakan secara langsung pada masyarakat sekitar yaitu seperti, peluang kerja (yang keseharianya sebagai petani disini masyarakat juga bekerja sampingan sebagai pelaku pariwisata seperti petugas parkir, pedagang, penjaga loket retribusi, security, penjaga informasi, dan pelaku lainya dalam pariwisata tentunya. Adapun dampak negative yang dapat mereka rasakan yakni naiknya harga makanan atau harga kebutuhan pokok sehari – hari, walau naik tidak begitu tinggi namun tetap dapat mereka rasakan.
Menurut figuerola (dalam Pearce, 1989: 218) mengidentifikasi kategori dampak Sosial – Budaya sperti :
Dampak terhadap struktur demografi, Dampak terhadap bentuk dan tipe mata pencaharian, Dampak terhadap trnsformasi nilai, Dampak terhadap gaya hidup tradisional, Dampak terhadap pola konsumsi dan Dampak terhadap pembangunan masyarakat yang merupakan manfaat social – budaya pariwisata.
Dampak akan adanya kegiatan pariwisata dalam bidang sosial - budaya tidak begitu berubah semenjak adanya kegiatan pariwisata di Desa Wisata Tlahab memang beberapa kami temui masih banyak kegiatan social yang masih mereka jalani, seperti pengajian setiap minggu dan bergilir rumah, kemudian untuk perubahan social lainya yaitu seperti munculnya perkumpulan ibu-ibu PKK dan arisan. Dan hal ini sepertinya tidak mengubah drastis pada aspek sosial justru semakin kuat kekeluargaan dengan adanya kegiatan tersebut. Dampak yang timbul akan adanya kegiatan pariwisata pada bidang budaya di Desa Wisata Tlahab justru membawa dampak possitif diantaranya menampilkan kegiatan kesenian dan budaya jawa untuk keseharian mereka, yaitu seperti tarian jawa kuda lumping, musik gamelan, serta adat dan kesenian lainya.
 Di sana justru membawa nama adat jawa kembali seperti pada masa kerajaan pada dulu itu yang saya bersama teman-teman rasakan ketika datang ke Desa Wisata Tlahab, dan hal ini justru yang sedang di cari oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri, karena seperti yang kita tahu bahwa budaya di kota atau di budaya barat budaya kita adalah budaya yang kaya akan perbedaan yang menjadi satu menjdai unsur yang sangat kuat untuk di majukan seperti yang di katakana oleh Prof. Dr. ida Bagus Mantra bahwa masuknya wisatawan asing itu justru telah membantu menghidupkan dan membangkitkan kembali kesenian dan kebudayaan tradisional yang tadinya hampir tidak di kenal lagi oleh masyarakat. 
v  Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Kebijakan Pariwisata
Menurut UN-WTO peran pemerintah dalam menentukan kebijakan pariwisata sangat strategis dan bertanggung jawab terhadap beberapa hal berikut :
1)      Membangun kerangka (framework) operasional di mana sector public dan swasta terlibat dalam menngerakan periwisata.
2)      Menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol yang di terapkan dalam pariwisata, perlindungan lingkungan, danpelestarian budaya serta warisan budaya.
3)      Menyediakan dan membangun infrastruktur transportasi, lengkap dengan prasarana komunikasinya.
4)      Membangun dan memfasilitasi peningkatan SDM dengan menjamin pendidikan dan pelatihan yang professional di bidang pariwisata.
5)      Menerjemahkan kebijakan pariwisata yang di susun ke dalam rencana kongkret.

v  Tipologi Wisatawan
Tipologi wisatawan ada beberapa yaitu Drifter, Exsplorer, Individual Mass Tourist, dan Organized – Mass Tourist. Kemudian tipologi yang tepat untuk wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tlahab yang berada di Temanggung yaitu exsplorer dan Individual Mass Tourist arti dari explorer yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan mengatur perjalanan nya sendiri, dan tidak mau mengikuti jalan – jalan yang sudah ada lebih memanfaaatkan dan bersedia berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar, dan memanfaan kan fasilitas local. Kemudian Individual Mass Tourist yaitu wisatawan yang berkunjung secara masal yang sudah di ketahui oleh masyarakat luas. Sesorang atau wisatawan akan melakukan kegiatan wisatawan guna untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, kebutuhan pribadi.
Motivasi perjalanan seseorang juga di pengaruhi oleh faktor internal wisatawan dan juga faktor eksternal wisatawan itu sendiri.
E . Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi
Kesimpulan
Dari paparan di atas kami menyimpulkan bahwa Desa Wisata Tlahab memiliki potensi yang sangat bagus untuk di kembangkan dan menjadi pariwisata yang berkelanjutan dengan bauran wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan akan memperkokoh pondasi pariwisata di Desa Wisata Tlahab dan menjadi icon Kabupaten Temanggung.
 Selain itu juga kita dapat mengetahui peran apa saja yang telah di lakukan pemerintah Kabupaten Temanggung terhadap perkembangan dan kemajuan kegiatan pariwisata yang ada di Desa Wisata Tlahab seperti membangun kerangka (framework) operasional di mana sektor pemerintah dan swasta terlibat dalam menggerakan periwisata, Menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol yang di terapkan dalam pariwisata, perlindungan lingkungan, dan pelestarian budaya serta warisan budaya, menyediakan dan membangun infrastruktur transportasi, lengkap dengan prasarana komunikasinya, Membangun dan memfasilitasi peningkatan SDM dengan menjamin pendidikan dan pelatihan yang professional di bidang pariwisata. Dengan paparan di atas kita juga dapat mengetahui akan motivasi wisatawan dan juga tipologi wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tlahab.
Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis memberikan saran  dan rekomendasi sebagai berikut :
1)      Untuk meningkatkan pariwisata di Desa Wisata Tlahab Ssebaiknya di susun suatu organisasi yang ahli dalam bidang pariwisata untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari Desa Wisata Tlahab.
2)      Pengelolaan Desa Wisata Tlahab sebaiknya memperbaiki apa yang menjadi kekurangan seperti aksesbilitas, dan petunjuk jalan yang kurang, dan prosedur harus disempurnakan melalui perubahan visi, misi, pendekatan, strategi dan kegiatan operasional agar dapat tercipta kepuasa kerja, kerjasama tim yang prima, hubungan kerja berdasarkan pendekatan partisipasi dan kelompok kerja (teamwork) untuk dapat mencapai misi pariwisata yang efisiensi, efektif dan kearah yang lebih baik.
3)      Penelitian ini belum komprehensif, karena hanya melihat kinerja organisasi dari segi pendekatan proses, maka untuk kebutuhan penelitian berikutnya bagi yang berminat meneliti Desa Wisata Tlahab lebih fokus pada pembenaha apa dan untuk siapa serta memaksimalkan produk dari segala aspek yang ada di sana untuk mendapat kepuasaan dan ekspektasi kita.

Referensi :
Hary Hermawan. 2014. Dampak Pengembangan Desa Wisata Terhadap Ekonomi dan Sosial Budaya Masyarakat Lokal. Skripsi. Yogyakarta : STP AMPTA
Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal. 2-3
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Nazir, Mohhamad (1999). Metode Penelitian. Jakarta : Erlangga
 Nazir, Mohammad (1999). Metode Penelitiaan. Jakarta: Erlangga Wikipedia Kabupaten Temanggung. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Temanggung. Diakses pada 12 Desember 2017, pukul 10.00 wib.
Pitana, I Gede  dan Putu G.Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi
Oka a. Yoeti, Dkk. 2016. Pariwisata Budaya. Jakarta : Penerbit Pt. Balai Pustaka (persero)
Pitana, I gede dan Ketut I Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Cv Andi Offset



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi Pemasaran Pariwisata (Teory DOT, BAS, POSE)

Strategi Pemasaran Pariwisata  (Teory DOT, BAS, POSE) Materi : Kapita Selekta Pariwisata STP AMPTA YOGYAKARTA Target ...