KONSEP DESA WISATA DAN LOKASI WISATA DESA
TLAHAB
Intisari
Latar belakang penelitian yang kami ambil di
sini yaitu penelitian tentang desa wisata yang berada di kabupaten Temanggung
yakni Desa Wisata Tlahab. Pada kesempatan kali ini saya menuliskan jurnal
penelitian ini guna untuk mengetahui potensi dari Desa Wisata Tlahab dan konsep
3 A (atraction, accesbility, and
amenities). Dan juga untuk mengetahui karakter yang menonjol di Desa Wisata
Tlahab, mengetahui karacteristik wisatawan yang berkunjung, juga kelemahan dan
kelebihan dari Desa Wisata Tlahab. Kemudian kami juga melakukan penelitian ini
untuk mengetahui peran Stake Holder seperti pemerintah desa, Pemerintah Pusat,
Masyarakat dan juga anggota pengurus pariwisata (Pokdarwis) Desa Wisata Tlahab.
Metode atau pendekatan penelitian yang kami ambil yaitu metode observasi,
metode kuisioner, dan juga metode wawancara kepada pihak pengelola. Dan setelah
data kami kumpulkan kami simpulkan dan kami kembangkan menjadi laporan penelitian.
Dan informasi tersebut kami perkuat dengan metode pencarian data melalui media
internet, dan media sosial seperti facebook, dan juga youtube. Tujuan dari
penelitian di Desa Wisata Tlahab secara umum yaitu, untuk mengetahui potensi
yang ada di Desa Wisata Tlahab, kemudian unsur 3 A (atraksi, akses, amenitas),
serta kekurangan dan kelebihan Desa Wisata Tlahab. Letak Desa Wisata Tlahab
berada di lereng Gunung Sindoro – Sumbing berada di Desa Tlahab, Kecamatan
Kledung Temanggung, Jawa Tengah. Desa ini sangat menarik, indah dan berhawa
sejuk. Kebudayaan jawa di sana juga masih sangat kental seperti kesenian Tari
Kuda Lumping, Wiwidan (Acara selametan setelah sukses panen), maulid nabi
(pengajian memperingati maulid nabi). Selain itu Desa Wisata Tlahab memiliki
potensi alam yang indah dan alami. Lokasi Desa Wisata Tlahab juga strategis karena
merupakan jalan utama menuju Jakarta, Bandung, Purwokerto serta arus balik nya
menuju Semarang, Yogya dan sebagainya. Desa Wisata Tlahab sangat cocok untuk di
jadikan sebagai education tourism, karena
Desa Tlahab memiliki banyak potensi baik alam, budaya, dan buatan.
Bab 1. Pendahuluan
1.1 latar Belakang
Desa Wisata
1.1 latar Belakang
Desa Wisata
Desa Wisata merupakan salah satu dari bentuk
pariwisata yang sedang di kembangkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bentuk pariwisata alternatif dalam
menyikapi pesatnya pertumbuhan pariwisata massal. Desa wisata di Indonesia
memiliki potensi – potensi yang mampu menarik minat wisatawan saat ini karena
seperti yang kita ketahui bahwa manusia sudah mengalami kebosanan dengan
suasana perkotaan yang monoton penuh dengan kemacetan dan kebosanan akan
rutinitas sehari – hari. Oleh karena itu mengapa penelitian ini kami buat untuk
sebagai bahan reverensi bagi para pembaca bahwa di pelosok desapun memiliki
potensi yang sangat luar biasa untuk di kembangkan menjadi kegiatan pariwisata
yang sangat diminati oleh wistawan saat ini baik wisatawan domestik maupun
wisatawan Manca Negara.
Desa atau pedesaan bagi kami merupakan aset
kekayaan berharga yang sangat bernilai jika dikelola dengan baik dan dan
dipasarkan dengan benar dan bertanggungjawab. Potensi desa adalah layaknya
berlian yang yang masih terkubur jauh dalam tanah, butuh upaya keras untuk
menggali, membentuk, memoles hingga tampak cahaya berkilau yang menawan, serta
mampu memikat siapapun yang memandang. Desa wisata adalah sebuah istilah yang
diadopsi atau merupakan kombinasi dari beberapa pengertian tentang pariwisata
yaitu :
a)
Agrowisata
(wisata pertanian) yaitu jenis wisata yang memfokuskan pada pertanian atau
perkebunan khas sebagai objek kunjungan. Jenis wisata yang seperti ini biasanya
telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga berbagai aspek yang terkait dengan
jenis tumbuhan yang dibudidayakan itu menimbulkan motivasi dan daya tarik bagi
wisatawan untuk mengunjunginya. (Damarjati, 2001 : 5).
b)
Wisata budaya
yaitu gerak atau kegiatan wisata yang dirangsang oleh adanya objek-objek wisata
berujut hasil-hasil seni dan budaya setempat, misalnya adat- istiadat,
upacara-upacaa agama, tata hidup masyarakat, peninggalan-peninggalan sejarah,
hasil-hasil seni dan kerajinan rakyat, dan lain sebagainya. (Damarjati, 2001 :
31).
c)
Ecotourism
adalah perjalanan wisata yang bertanggung jawab dengan cara mengonservasi
lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (responsible travel to nature areas that
conserves the environment and improves the well-being of local people)(TIES
dalam Damanik dan Weber 2006)
Desa wisata yaitu sebuah kawasan yang
berkaitan dengan wilayah atau berbagai kearifan lokal (adat-istiadat, budaya,
potensi, yang dikelola sebagai daya tarik wisata sesuai dengan kemampuannya,
yang ditunjukan untuk kepentingan sosial dan ekonomi masyarakt. Kearifan lokal
atau system pengetahuan lokal yang dimaksud disini adalah pengetahuan yang khas
yang milik suatu masyarakat atau budaya tertentu yang telah berkembang sekian
lama , sebagai hasil dari proses hubungan timbal balik antara pnduduk tersebut
dengan lngkunganya (petunjuk teknis penelitian Budaya, anonym, Yogyakarta :
P2KD DIY 2003).
Desa wisata sebagai kawasan berupa lingkungan
pedesaan yang memiliki daya tarik berupa kearifan lokal seperti adat-istiadat,
budaya, kekayaan alam yang memiliki keunikan dan keaslian berupa ciri khas
suasana pedesaan. Kawasan pedesaan yang dikelola sebagai desa wisata biasanya
memiliki lebih dari satu atau gabungan dari beberapa daya tarik wisata,
misalnya gabungan dari agrowisata, wisata budaya, dan ecotourism dalam satu
kawasan desa wisata.
Kunci dalam pengembangan dan pemasaran desa
wisata dikenal dengan konsep Community Base Tourism (CBT) dari masyarakat
lokal, oleh masyarakat lokal dan untuk msyarakat lokal sendiri. Tujuan dari
konsep Community Based Tourism (CBT)
adalah agar manfaat berupa peningkatan nilai dan kontribusi positif dari
pengelolaan wisata mampu dirasakan tuan rumah. Kerjasama dengan berbagai pihak
sangat perlu dilakukan namun jangan sampai membuat masyarakat kehilangan
kedaulatan dalam mengelola potensi desanya sendiri, jangan sampai majunya
pariwisata justru melahirkan masyarakat yang termarginalisasi baik secara
ekonomi maupun sosial budaya, yang dalam bahasa jawa dikenal perumpamaan “Ra
melu mangan nangkane gupak pulute”, jika diartikan adalah “tidak ikut mendapat
manfaat (enak) tetapi kebagian sengsaranya”.
1.2 Rumusan Masalah
1)
Bagaimana upaya
pengembangkan dan pemasarkan potensi pariwisata di Desa Wisata Tlahab?
2)
Bagaimana dampak
yang akan terjadi setelah kegiatan pariwisata berlangsung di Desa Wisata
Tlahab?(negative/positif).
3)
Siapa sajakah
stake holder yang terlibat dalam pengembangan Desa Wisata Tlahab dan bagaimana
peran masing – masing stakeholder?
1.3 Pendekatan Teori / Tinjauan
Pustaka
Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi
antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu
struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang
berlaku. Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata :
1.
Akomodasi :
sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang
berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.
2.
Atraksi : seluruh
kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang
memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti :
kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
1.4 Tujuan Penelitian
A. Karakteristik Desa Wisata dan Desa Wisata
Tlahab.
B. Bauran antara Wisata Buatan dengan Wisata Alam
dan Wisata Budaya.
C. Dampak adanya Desa Wisata yang berada di Desa
Tlahab terhadap Dampak Sosial Ekonomi, Sosial - Budaya, terhadap kehidupan
masyarakat sekitar setelah adanya kegiatan pariwisata.
D. Peran dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam
Kebijakan Pariwisata di Desa Wisata Tlahab.
E. Aspek Sosiologis Wisatawan Desa Wisata Tlahab
seperti :
a. Tipologi Wisatawan yang berkunjung ke Desa
Wisata Tlahab.
b. Motivasi Wisatawan yang berkunjung ke Desa
Wisata Tlahab.
B. Metode Penelitian
Menurut Nasir (1988:51) Metode penelitian
merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan
menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. Beberapa pandangan metode
penelitian secara khusus menurut para ahli:
1.
Metode Penelitian
Historis
Menurut Jack. R. Fraenkel & Norman E.
Wallen (1990 : 411) dalam Yatim Riyanto (1996: 22), dalam Nurul Zuriah (2005:
51) “metode penelitian sejarah adalah penelitian yang secara eksklusif
memfokuskan kepada masa lalu”,
2.
Metode Penelitian
Survey
Menurut Gay & Diehl (1992) “metode
penelitian survey merupakan metode yang digunakan sebagai kategori umum
penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara”, sedangkan menurut Bailey
(1982) “metode penelitian survey merupakan satu metode penelitian yang teknik
pengambilan datanya dilakukan melalui pertanyaan – tertulis atau lisan”.
3.
Metode Penelitian
Kuantitatif
Menurut Jonathan Sarwonno (2006) metode
penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
4.
Metode Penelitian
Eksperimen
Menurut Arikunto (2006) “metode
penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang
mengganggu”.
5.
Metode Penelitian
Naturalistic
Bogdan dan Tylor dalam Moleong
(1993:3) “metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”.
6.
Metode Penelitian
Kebijaksanaan (Deskriptif)
Menurut Suharsimi Arikunto “metode
penelitian kebijaksanaan adalah metode penelitiaan yang tidak dimaksudkan untuk
menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel,
gejala atau keadaan”.
7.
Metode Penelitian
Tindakan
Menurut Kemmis (1988) metode
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang
dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik
sosial. Dari pemaparan di atas penelitian yang kami gunakan yaitu metode survey
dan metode penelitian kuantitatif.
1.3 Lokasi Penelitian
Desa Wisata Tlahab dan Obyek Wisata Alam
Kabupaten Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Provinsi di Jawa Tengan
Denga ibukota profinsi nya yaitu Semarang. Temanggung adalah sebuah kabupaten
di Provinsi Jawa Tengah yang beribukota di Temanggung dan berbatasan dengan
Kabupaten Kendal di utara, Kabupaten Semarang di timur, Kabupaten Magelang di
selatan, serta Kabupaten Wonosobo di barat.
Luas
wilayah Kabupaten Temanggung adalah Luas 870,25 km², populasi sebesar Total 708.546 jiwa (2010). Dan di bawahi oleh
Bupati Bambang Sukarno.
C. Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah
wisatawan yang berkunjung pada objek wisata alam di Desa Wisata Tlahab, Kledung
Temanggung. khususnya pada dua lokasi yaitu Desa Wisata Tlahab dan Obyek Wisata
Alam Posong.
Tabel1. Distribusi Karakteristik Koresponden
No
|
Variable
|
Clasifikasi
|
Jumlah Responden
|
||
Orang
|
Persen
|
||||
1
|
Jenis kelamin
|
Laki – Laki
Perempuan
|
49
50
|
49,5%
50,5%
|
|
Total
|
99
|
100 %
|
|||
2
|
Usia
|
18 – 20 thn
20
– 29 thn
30 – 39 thn
> 40 thn
|
28
32
25
14
|
28,3 %
32,3 %
25,3 %
14,1 %
|
|
Total
|
99
|
100 %
|
|||
5
|
Pendidikan Terakir
|
SMA / Sederajat
Diploma
S1
S2
Lainya
|
59
7
30
3
11
|
59,6 %
7,1 %
30,3 %
3,3 %
11,1 %
|
|
Total
|
99
|
100 %
|
|||
4
|
Profesi
|
Pegawai negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Lainya
|
22
17
13
36
11
|
22,2 %
17,2 %
13,1 %
36,4 %
11,1 %
|
|
Total
|
99
|
100 %
|
|||
5
|
Pendapatan
|
-
Rp.1 jt – Rp.2 jt
Rp.2 jt – Rp.4 jt
Rp.4 jt – Rp.6 jt
> Rp.6 jt
|
39
20
26
8
6
|
39,4 %
20,2 %
26,3 %
8,1 %
6,1 %
|
|
Total
|
99
|
100 %
|
|||
Tabel di atas yang akan menjelaskan tentang
karakteristik responden di Desa Wisata Tlahab yang terdiri dari jenis kelamin,
usia, pendidikan terakhir, profesi dan rata-rata pendapatan tiap bulan. Tabel1.
Menunjukkan bahwa wisatawan yang berkunjung didominasi oleh perempuan sebesar 50,5%.
Ditinjau dari usia, responden mayoritas usianya pada interval 20-29 tahun
sebesar 32,3% dan minoritas ≥ 40 tahun
sebesar 14,1%. Dilihat dari pendidikan, nampak bahwa responden dengan
pendidikan terakhir SMA/sederajat adalah responden terbanyak sebesar 59,6% dan
yang paling sedikit dengan pendidikan terakhir S2 sebesar 3%. Ditinjau dari
profesinya, responden pelajar/mahasiswa merupakan responden terbanyak sebesar
36,4%dan yang paling sedikit adalah lainnya sebesar 11,1%. Terakhir, dari
pendapatan menunjukkan bahwa responden mayoritas tidak berpendapatan sebesar
39,4% dan minoritas dengan pendapatan ≥ Rp. 6.000.000,- sebesar 6,1%.
Pada saat survey kami melakukan observasi
yaitu berupa foto – foto real tentang keberadaan kondisi pada saat itu
menggunakan media foto dan juga kami melakukan metode wawancara kepada salah
satu pemangku kepentingan di sana sebagai sekertariat desa bapak Tuhar, dan pada
kondisi riil saat ini dapat kami simpulkan :
No
|
Aspek yg di
amati
|
Kondisi
|
1
|
Akses
|
Kurang memadai
|
2
|
Atraksi
|
Sangat Bagus
|
3
|
Amenitas
|
Sangat Bagus
|
4
|
Interaksi Lokal
|
Sangat Bagus
|
5
|
Bauran
|
|
Budaya
|
Sangat Bagus
|
|
Alam
|
Sangat Bagus
|
|
Buatan
|
Bagus
|
Kemudian dari hasil tersebut kami menyimpulkan
bahwa kondisi di sana 85 % sangat bagus dan kompeten dengan apa yang di sajikan
di Desa Wisata Tlahab dan menurut kami itu sangat mendukung untuk di jadikan
tempat atau destinasi wisata yang di kembangkan menjadi destinasi wisata yang
berkelanjutan. Selain itu juga bauran antara wisata alam, wisata budaya, dan
wisata buatan di sana sudah sangat kooperatif dalam artian saling berbaur tanpa
merugikan satu pihak dan menguntungkan pihak lainya saja.
Melainkan berdiri seimbang, kokoh, kuat hanya
saja pada kondisi wisata alam kita hanya mengandalkan kehendak alam, jika
sesuatu terjadi seperti bencana alam itu adalah bukan karena akibat dari bauran
yang tidak seimbang melaikan sudah menjadi kodratnya sebagai alam yang tidak
dapat di prediksi kapan musibah datang.
Kemudian hasil wawancara kmi yaitu kepada
bapak Tuhas Sebagai sekertaris Desa Wisata Tlahab, dan beliau juga sebagai
pengusaha kopi yang ada di Desa tersebut, beliau mengatakan bahwa Desa Wisata
Tlahab dulunya adalah desa yang senang dengan kebudayaan jawa nya yang sering
mereka tunjukan atau tampilkan pada setiap
event sehari-hari, seperti :
1)
Event keagamaan
(Maulid Nabi (memperingati kelahiran nabi Muhammad).
2)
Isra' Mi'raj
(Nabi Muhammad mendapat wahyu terkait shalat 5 waktu)
3)
Iedul Fitri dan
Iedul Adha (2 hari raya besar)
Upacara tahun baru Islam (Di Jogja di
selenggarakan pasar malam Sekaten), dan juga acara jawa dan juga acara nganten
atau pernikahan dan juga sunatan. Selain
itu Desa Wisata Tlaha di kelola oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung yang bekerja
sama dengan Dinas Kehutanan dan juga para pemuda Pokdarwis Kembang Arum &
Pemuda Pecinta Alam lMDH Jogorekso Community.
C. Pembahasan
a) Aksesbilitas
Letak Desa Wisata Tlahab berada di lereng
Gunung Sindoro – Sumbing berada di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung Temanggung,
Jawa Tengah. Desa ini sangat menarik, indah dan berhawa sejuk. Kebudayaan jawa
di sana juga masih sangat kental seperti kesenian Tari Kuda Lumping, Wiwidan
(Acara selametan setelah sukses panen), maulidan (pengajian memperingati maulid
nabi). Jika melewati jalan ini anda bisa melihat kanan kiri pemandangan yang
sangat indah persawahan serta gunung yang terlihat sangat dekat. Namun cuaca di
sana tidak dapat di perkirakan karena stelah jam 2 siang pasti sudah turun
kabut dan terkadang hujan turun tiba-tiba. Jika di tempuh dari Wonosobo hanya
berjarak kurang lebih 19 km atau 40 menit. Jika di tempuh dari semarang kurang
lebih 100 km atau 3 ½ jam. Dan jika di tempuh dari Jombor Yogyakarta kurang
lebih 86 km atau 2 ½ jam. Akses sudah cukup bagus dan sudah teraspal hanya saja
jalannya lumayan padat karena merupakan jalan utama menuju Jakarta, bandung,
purwokerto serta arus balik nya menuju semarang, yogya dan sebagainya.
b) Atraksi
Wisata
1. Desa Wisata Tlahab sebagai desa penghasil kopi
arabika. Desa Wisata yang sangat sejuk dan pemandangan yang sangat indah
sebagai lokasi syuting Filosofi kopi, selain itu kentalnya kebudayaan di sana
dan juga pola hudup masyarakat yang unik dan asli.
2. Wisata Alama Posong
Berada tidak jauh dari desa wisata tersebut
kurang lebih 30 menit menuju ke destinasi tersebut di mana akses menuju kesana
masih bebatuan dan melewati rumah warga serta perkebunan kopi dan tembakau, dan
wisatawan akan dimanjakan dengan keindahan alam nya serta kesejukan udara nya
yang masih alami. Lebih bagus lagi jika menyaksikan matahari terbit yang
berwara kuning ke emasan yang sangat memanjakan mata di pagi hari. Juga
tersedia berbagai spot foto yang indah dan menarik.
3. Watu Ambal
Konon Watu Ambal adalah bebatuan yang sengaja
di letakan oleh para pendahulu kita atau peninggalan sunan pada masa itu, yang
di gunakan untuk membangun masjid atau candi, bebetaun tersebut berumur ratusan
tahun, dan di sana sengaja tidak di pindahkan atau di ambil sebagai tanda bahwa
dahulu kala telah tinggal sunan atau kerajaan.
4. Watu Kelir
Watu kelir berada lumayan jauh dari desa
wisata tlahab dan jalan menuju kesana juga masih jalan tamnah yang hanya bisa
di lalui dengan jalan kaki saja. Namun sesampai di sana anda akan di manjakan
dengan keindahan alam bebatuan yang berwarna seperti pelangi, yang besar atau
tebing yang indah, dan jika pada musim hujan watu kelir menjadi seperti air
terjun yang alami.
c) Amenitas
Ada beberapa fasilitas penunjang di sana yang
sudah cukup bagus untuk desa wisata yang jauh dari perkotaan dan untuk
pokdarwis di sana saya acungi jempol memilih tempat tersebut sebagai desa
wisata karena desa tersebut sangat kumplit akan wisata, serta kebudayaan, serta
pola hidup masyarakat yang masih otentik dan real tanpa di buat – buat.
Fasilitas pendukung di sana ada beberapa yaitu
parking area di beberapa spot destinasi wisata, seperti di posong, lalu toilet
yang cukup banyak, mushola, aula berkumpul, akomodasi seperti homestay, serta
tenda yang di sediakan oleh masyarakat sekitar. Lalu ada juga pusat informasi
toko oleh – oleh, dan juga warung kopi dan warung makan serta ada juga gardu
pandang, Di sana juga di sediakan flying fox juga area untuk beristirahat
Bersama teman ataupun keluarga atau gazebo.
Selain itu juga di sediakan wahana bermain anak seperti ayunan, jungkat
jungkit, lalu ada pula warung yang menyediakan makanan khas di sana, serta yang
paling otentik juga kopi hasil perkebunan di sana, yaitu kopi posong yang di
kelola oleh BPK Tuhar, beliau pencetus kopi posong dan telah me- Indonesia
karena kopi tersebut telah di film kan pada film filosofi kopi pada tahun 2015
serta 2016 silam.
D. Dampak Sosial - Ekonomi, Sosial - Budaya,
terhadap kehidupan masyarakat sekitar setelah adanya kegiatan pariwisata.
Setelah adanya kegiatan pariwisata di Desa
Wisata Tlahab tentu saja mengalami banyak perubahan yakni dalam bidang ekonomi,
social dan juga budaya.
v Dampak
Sosial – Ekonomi menurut Cohen
1984 : Dampak terhadap penerimaan devisa, Dampak terhadap pendapatan
masyarakat, Dampak terhadap kesempatan kerja, Dampak terhadap harga – harga,
Dampak terhadap pembangunan dan lainya
Dampak akan adanya kegiatan pariwisata dalam
bidang social - ekonomi di Desa Wisata Tlahab tentunya berubah walaupun tidak
begitu drastis namun dampak tersebut dapat di rasakan secara langsung pada
masyarakat sekitar yaitu seperti, peluang kerja (yang keseharianya sebagai
petani disini masyarakat juga bekerja sampingan sebagai pelaku pariwisata
seperti petugas parkir, pedagang, penjaga loket retribusi, security, penjaga
informasi, dan pelaku lainya dalam pariwisata tentunya. Adapun dampak negative
yang dapat mereka rasakan yakni naiknya harga makanan atau harga kebutuhan
pokok sehari – hari, walau naik tidak begitu tinggi namun tetap dapat mereka
rasakan.
Menurut figuerola (dalam Pearce, 1989: 218)
mengidentifikasi kategori dampak Sosial
– Budaya sperti :
Dampak terhadap struktur demografi, Dampak
terhadap bentuk dan tipe mata pencaharian, Dampak terhadap trnsformasi nilai,
Dampak terhadap gaya hidup tradisional, Dampak terhadap pola konsumsi dan
Dampak terhadap pembangunan masyarakat yang merupakan manfaat social – budaya
pariwisata.
Dampak akan adanya kegiatan pariwisata dalam
bidang sosial - budaya tidak begitu berubah semenjak adanya kegiatan pariwisata
di Desa Wisata Tlahab memang beberapa kami temui masih banyak kegiatan social
yang masih mereka jalani, seperti pengajian setiap minggu dan bergilir rumah,
kemudian untuk perubahan social lainya yaitu seperti munculnya perkumpulan ibu-ibu
PKK dan arisan. Dan hal ini sepertinya tidak mengubah drastis pada aspek sosial
justru semakin kuat kekeluargaan dengan adanya kegiatan tersebut. Dampak yang
timbul akan adanya kegiatan pariwisata pada bidang budaya di Desa Wisata Tlahab
justru membawa dampak possitif diantaranya menampilkan kegiatan kesenian dan
budaya jawa untuk keseharian mereka, yaitu seperti tarian jawa kuda lumping,
musik gamelan, serta adat dan kesenian lainya.
Di sana
justru membawa nama adat jawa kembali seperti pada masa kerajaan pada dulu itu
yang saya bersama teman-teman rasakan ketika datang ke Desa Wisata Tlahab, dan
hal ini justru yang sedang di cari oleh wisatawan baik dalam negeri maupun luar
negeri, karena seperti yang kita tahu bahwa budaya di kota atau di budaya barat
budaya kita adalah budaya yang kaya akan perbedaan yang menjadi satu menjdai
unsur yang sangat kuat untuk di majukan seperti yang di katakana oleh Prof. Dr.
ida Bagus Mantra bahwa masuknya wisatawan asing itu justru telah membantu
menghidupkan dan membangkitkan kembali kesenian dan kebudayaan tradisional yang
tadinya hampir tidak di kenal lagi oleh masyarakat.
v Peran dan
Tanggung Jawab Pemerintah dalam Kebijakan Pariwisata
Menurut UN-WTO peran pemerintah dalam
menentukan kebijakan pariwisata sangat strategis dan bertanggung jawab terhadap
beberapa hal berikut :
1)
Membangun
kerangka (framework) operasional di
mana sector public dan swasta
terlibat dalam menngerakan periwisata.
2)
Menyediakan dan
memfasilitasi kebutuhan legislasi, regulasi, dan kontrol yang di terapkan dalam
pariwisata, perlindungan lingkungan, danpelestarian budaya serta warisan
budaya.
3)
Menyediakan dan
membangun infrastruktur transportasi, lengkap dengan prasarana komunikasinya.
4)
Membangun dan
memfasilitasi peningkatan SDM dengan menjamin pendidikan dan pelatihan yang
professional di bidang pariwisata.
5)
Menerjemahkan
kebijakan pariwisata yang di susun ke dalam rencana kongkret.
v Tipologi
Wisatawan
Tipologi wisatawan ada beberapa yaitu Drifter, Exsplorer, Individual Mass Tourist,
dan Organized – Mass Tourist. Kemudian tipologi yang tepat untuk wisatawan
yang berkunjung ke Desa Wisata Tlahab yang berada di Temanggung yaitu exsplorer dan Individual Mass Tourist arti dari explorer yaitu wisatawan yang
melakukan perjalanan dengan mengatur perjalanan nya sendiri, dan tidak mau
mengikuti jalan – jalan yang sudah ada lebih memanfaaatkan dan bersedia
berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar, dan memanfaan kan fasilitas
local. Kemudian Individual Mass Tourist
yaitu wisatawan yang berkunjung secara masal yang sudah di ketahui oleh
masyarakat luas. Sesorang atau wisatawan akan melakukan kegiatan wisatawan guna
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial, kebutuhan pribadi.
Motivasi perjalanan seseorang juga di
pengaruhi oleh faktor internal
wisatawan dan juga faktor eksternal
wisatawan itu sendiri.
E . Kesimpulan, Saran dan Rekomendasi
Kesimpulan
Dari paparan di atas kami menyimpulkan bahwa
Desa Wisata Tlahab memiliki potensi yang sangat bagus untuk di kembangkan dan
menjadi pariwisata yang berkelanjutan dengan bauran wisata alam, wisata budaya,
dan wisata buatan akan memperkokoh pondasi pariwisata di Desa Wisata Tlahab dan
menjadi icon Kabupaten Temanggung.
Selain
itu juga kita dapat mengetahui peran apa saja yang telah di lakukan pemerintah
Kabupaten Temanggung terhadap perkembangan dan kemajuan kegiatan pariwisata
yang ada di Desa Wisata Tlahab seperti membangun kerangka (framework) operasional di mana sektor pemerintah dan swasta terlibat
dalam menggerakan periwisata, Menyediakan dan memfasilitasi kebutuhan
legislasi, regulasi, dan kontrol yang di terapkan dalam pariwisata,
perlindungan lingkungan, dan pelestarian budaya serta warisan budaya, menyediakan
dan membangun infrastruktur transportasi, lengkap dengan prasarana
komunikasinya, Membangun dan memfasilitasi peningkatan SDM dengan menjamin
pendidikan dan pelatihan yang professional di bidang pariwisata. Dengan paparan
di atas kita juga dapat mengetahui akan motivasi wisatawan dan juga tipologi
wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Tlahab.
Saran dan Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka
penulis memberikan saran dan rekomendasi
sebagai berikut :
1)
Untuk
meningkatkan pariwisata di Desa Wisata Tlahab Ssebaiknya di susun suatu
organisasi yang ahli dalam bidang pariwisata untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari Desa Wisata Tlahab.
2)
Pengelolaan Desa
Wisata Tlahab sebaiknya memperbaiki apa yang menjadi kekurangan seperti
aksesbilitas, dan petunjuk jalan yang kurang, dan prosedur harus disempurnakan
melalui perubahan visi, misi, pendekatan, strategi dan kegiatan operasional
agar dapat tercipta kepuasa kerja, kerjasama tim yang prima, hubungan kerja
berdasarkan pendekatan partisipasi dan kelompok kerja (teamwork) untuk dapat mencapai misi pariwisata yang efisiensi,
efektif dan kearah yang lebih baik.
3)
Penelitian ini
belum komprehensif, karena hanya melihat kinerja organisasi dari segi
pendekatan proses, maka untuk kebutuhan penelitian berikutnya bagi yang
berminat meneliti Desa Wisata Tlahab lebih fokus pada pembenaha apa dan untuk
siapa serta memaksimalkan produk dari segala aspek yang ada di sana untuk
mendapat kepuasaan dan ekspektasi kita.
Referensi :
Hary
Hermawan. 2014. Dampak Pengembangan Desa Wisata Terhadap Ekonomi dan Sosial
Budaya Masyarakat Lokal. Skripsi. Yogyakarta : STP AMPTA
Nuryanti,
Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan
Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Hal. 2-3
Arikunto,
S (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Nazir, Mohhamad (1999).
Metode Penelitian. Jakarta : Erlangga
Nazir, Mohammad (1999). Metode Penelitiaan.
Jakarta: Erlangga Wikipedia Kabupaten Temanggung. 2010. https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Temanggung. Diakses pada 12 Desember 2017, pukul 10.00
wib.
Pitana,
I Gede dan Putu G.Gayatri. 2005.
Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi
Oka
a. Yoeti, Dkk. 2016. Pariwisata Budaya. Jakarta : Penerbit Pt. Balai Pustaka
(persero)
Pitana,
I gede dan Ketut I Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta :
Penerbit Cv Andi Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar