Strategi Pemasaran Pariwisata
(Teory DOT, BAS, POSE)
Materi : Kapita Selekta Pariwisata
STP AMPTA YOGYAKARTA
Target Pemerintah di bident pariwisata pada
tahun 2019 diharapkan dapat memenuhi target yang sudah ditetapkan, yaitu
dua puluh juta kunjungan wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara merupakan salah satu
target mikro pencapaian strategis Kementerian Pariwisata tahun 2015 – 2019.
Berbagai strategi dan upaya pun dilakukan untuk mencapai target-target yang
telah ditetapkan. Salah satunya adalah melakukan pemasaran pariwisata.
Kegiatan ini mencakup sejumlah kegiatan di antaranya identifikasi terhadap
kelompok-kelompok wisatawan yang sudah memiliki keinginan untuk
melakukan perjalanan wisata di waktu-waktu yang akan datang (potential
demand). Selainitu juga melakukan koordinasi dan mempengaruhi keinginan,
kebutuhan, dan memotivasinya terhadap apa yang disukai atau tidak disukai
mereka, baik pada tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional
(Sofia, 2015).
Jadi pada dasarnya, pemasaran pariwisata adalah usaha yang dilakukan
stakeholder pariwisata baik swasta maupun pemerintah untuk menarik
wisatawan (mancanegara dan nusantara) lebih banyak datang, lebih lama tinggal, dan lebih banyak membelanjakan dolar atau rupiahnya pada destinasi
tujuan wisata yang dikunjungi (Yoeti, 2005).
Untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia, maka perlu
dilakukan berbagai perbaikan untuk meningkatkan positioning pariwisata
Indonesia. Seperti melakukan perbaikan di bidang infranstruktur, kestabilan
politik dan keamanan, serta perbaikan birokrasi. Selain itu, mensinergikan
pariwisata dengan industry kreatif merupakan salah satu strategi yang efektif.
Sebuah merek yang memiliki karakter akan menjadi daya saing yang kuat di
mata internasional.Pemasaran pariwisata ini harus dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan. Ada baiknya apabila para pemangku kepentingan pariwisata
hendaknya dapat menerapkan teknik dan strategi pemasaran pariwisata yang
modern. Hal tersebut juga termasuk dalam saluran distribusi (distribution
channel) dengan memperhatikan media iklan yang sesuai dengan target pasar
yang dijadikan sasaran. Pemasaran pariwisata menjadi salah satu komponen
penting dalam pembangunan pariwisata. Sebab pembangunan pariwisata
tersebut meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran, dan
kelembagaan pariwisata.Pemasaran pariwisata bertujuan untuk mengupayakan
agar sebuah destinasi atau produk pariwisata laku untuk dijual kepada
konsumen sehingga tujuan pariwisata dalam hal ini untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar tercapai.
Pariwisata tentunya merupakan suatu produk yang dimiliki oleh
hampir setiap negara yang ada di dunia maupun Indonesia. Kementerian
Pariwisata merupakan sebuah instansi yang memiliki wewenang untuk
mengelola produk tersebut. Menurut marketing framework yang dimiliki oleh
Kementerian Pariwisata, terdapat berbagai komponen yang saling terkait
untuk menunjang pemasaran pariwisata Indonesia. Dalam salah satu
komponen, yaitu promotion strategy, terdapat sebuah sub komponen yaitu,
branding.
Ada empat landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini yakni
bauran pemasaran (marketing mix), publikasi, marketing framework
Kementerian Pariwisata (Teori POSE, DOT, dan BAS), teori branding oleh
Geoffrey Randall dalam bukunya The Art of Marketing Branding Vol. 7.
1. Bauran Pemasaran (Marketing Mix-4P)
Bauran pemasaran atau yang biasa dikenal dengan Marketing Mix 4P
(Product, Price, Place,Promotion) telah ditafsirkan oleh beberapa ahli.
Dalam kegiatan pemasaran, keempat variable tersebut harus
dikombinasikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. “Marketing Mix
adalah strategi mengkombinasikan kegiatan marketing, agar tercipta
kombinasi yang maksimal sehingga memunculkan hasil yang memuaskan”
(Alma, 2005:205).
- Product (Produk)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:274), “Produk
adalahsetiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan”. Produk tidak hanya
selalu berupa barang tetapi bisa juga berupa jasa ataupun gabungan
dari keduanya (barang dan jasa)
- Price (Harga)
Menurut Sumarni dan Soeprihanto (2010:281) harga adalah, “Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang
beserta pelayanannya”. Setelah produk yang diproduksi siap untuk
dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk
tersebut
- Place (Tempat)
Tempat dalam marketing mix biasa disebut dengan saluran distribusi,
saluran dimana produk tersebut sampai kepada konsumen. Definisi
dari Sumarni danSoeprihanto (2010:288) tentang saluran distribusi
adalah, “Saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan
produk tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau industry
pemakai”.
- Promotion (Promosi)
Menurut Tjiptono (2008:219), pada hakikatnya promosi
adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan
komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha
menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan
perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan teori-teori tersebut, keempat komponen tersebut saling
berkaitan, apabila dikombinasikan dengan baik, maka keempat komponen
tersebut dapat mencapai tujuan yang dapat memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen. Dalam tulisan kali ini, komponen promosi yang akan lebih diulas
dan akan berka itan dengan publikasi. Terutama dalam pemasaran produk
pariwisata Indonesia.
2. Publikasi
Secara terminologi, publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau
penerbitan. Ton Kertapati menjelaskan dalam bukunya “Dasar-Dasar
Publisistik dalam Perkembangannya di Indonesia Menjadi Ilmu
Komunikasi” bahwa istilah publisistik berasal dari kata kerja bahasa
latin publicare yang berarti mengumumkan. Dari penjelasan tersebut,
dapatditarik kesimpulan bahwa istilah publikasi dapat diartikan pengumuman tentang suatu hal yang disiarkan lewat media elektronik
dan/atau diterbitkan di media cetak. Publikasi pada dasarnya merupakan
suatu upaya menarik minat masyarakat mengikuti kegiatan yang
direncanakan oleh suatu lembaga sosial maupun sekelompok anggota
masyarakat.
Publikasi online adalah suatu kegiatan membuat konten yang
diperuntukkan atau ditujukan untuk public dan umum. Pada zaman
modern seperti saat ini publikasi online sangatlah diperlukan terutama
pada pengguna internet, sehingga pengguna internet mendapatkan
informasi dengan mudah.
Dalam konteks ini, publikasi merupakan salah satu bentuk upaya
dari promosi dalam bidang pemasaran. Pariwisata merupakan produk yang
harus dipasarkan/dipromosikan. Melakukan publikasi bisa melalui saran
apapun, salah satunya adalah menggunakan media online atau media
sosial.
3. Marketing Framework Kementerian Pariwisata (Teori DOT, BAS,
dan POSE)
Pertumbuhan kunjungan wisatawan mancangera ke Indonesia,
sangat didukung oleh berbagai upaya yang telah dilakukan oleh
Kementerian Pariwisata melalui kerangka strategi pemasaran. Kerangka
pemasaran tersebut memperhatikan tentang DOT (Destination, Origin,
Time) dan melalui BAS (Branding, Advertising, Selling) dengan berbagai jalur media POSE (Paid Media, Owned media, Social media) Pemasaran pariwisata Indonesia di kancah mancanegara memiliki strategi
yang pertama adalah DOT (Destination, Origin, Time), yaitu:
- DOT
a. Destination : melihat destinasi wisata mana sajakah yang dominate oleh masing-masing wisatawan, dengan cara melihat demografi dari masing-masing wisatawan.
c. Time : waktu merupakan strategi penting untuk mensikronisasikan
waktu libur / hari libur dari masing-masing negara asal wisatawan
dengan event / festival yang diselenggarakan di Indonesia. Setelah DOT, BAS merupakan strategi pemasaran pariwisata Indonesia selanjutnya adalah:
- BAS
a. Branding : adalah upaya untuk mempromosikan pariwisata
melaluipenempatan iklan di website, media ruang, TV, dan media
cetak, mengadakan festival di mancanegara, dan mengadakan famtrip dengan mendatangkan sekelompok wisatawan asing sesuai dengan paket wisata yang ditawarkan
b. Advertising : adalah salah satu strategi pemasaran pariwisata
Target pemasaran mancanegara malalui pemasangan iklan di media cetak (koran dan
majalah), di event-event mancanegara, blocking sale di televisi,
pembuatan bahan-bahan promosi, dan kerja sama promosi dengan
pelaku industri pariwisata.
c. Selling : adalah memfasilitasi penjualan paket wisata yang dibuat
oleh industri melalui Tradeshows dan Sales Mission. Dalam memasarkan produk pariwisata Indonesia erat kaitannya
dengan publikasi atau pengiklanan yang menggunakan metode POSE
(Paid media, Owned media, Social media, dan Endorse). Hal tersebut
diaplikasikan pada berbagai jenis media untuk pengiklanan. Yaitu media
online, media cetak, media ruang, media elektronik:
- POSE
a. Paid media : Menggunakan media berbayar seperti channel-channel
televisi yang ada di mancanegara. Seperti Discovery Channel, Metro
TV, MNC Group, TripAdvisor, CNN, Youtube, National Geographic
Channel, Google, dan Baidu.
b. Own Media : Menggunakan media milik sendiri, yaitu website yang dikelola oleh
Kementerian Pariwisata (www.indonesia.travel)
c. Social Media : social media yang digunakan untuk memasarkan
produk pariwisata Indonesia. Beberapa diantaranya Instagram,
Facebook, Twitter, Blog, dsb.
d. Endorser – Metode pengiklanan ini adalah dengan menggunakan
brand ambassador dan testimoni artis di social media.
Penerapan konsep Origin Serta Timeline sebagai acuan yang tepat dalam menyampaikan strategi Branding, Advertising, Selling, Strategi Pemanfaataan Sosial Media, dan Endorser.
Seperti yang telah di bahas di atas arti atau pengertian dari Konsep Origin dan juga Timeline, Origin dengan arti asal wisatawan yang datang berkunjung ke destinasi di mana asal wisatawan tersebut yang mendominasi dari asal (origin) wisatawan tersebut. Sedangkan Timeline berarti waktu - waktu atau kapan wisatawan berkunjung pada destinasi, di mana waktu tersebut di lihat dari waktu liburan seperti ; hari libur sekolah, hari libur hari raya dan lain sebagainya.
Lalu bagaimanakah penerapan dalam strategi Branding, Advertising, Selling, Social media, dan Endorser ? Berikut Penjelasanya, kita bahas satu persatu ya :
Jika Dilihat dari konsep Timeline maka Branding dilakukan atau dilaksanakan di waktu yang tepat yaitu misal beberapa bulan sebelum masa liburan datang, seperti liburan sekolah, liburan hari raya dan sebagainya.
Penerapan konsep Origin Serta Timeline sebagai acuan yang tepat dalam menyampaikan strategi Branding, Advertising, Selling, Strategi Pemanfaataan Sosial Media, dan Endorser.
Seperti yang telah di bahas di atas arti atau pengertian dari Konsep Origin dan juga Timeline, Origin dengan arti asal wisatawan yang datang berkunjung ke destinasi di mana asal wisatawan tersebut yang mendominasi dari asal (origin) wisatawan tersebut. Sedangkan Timeline berarti waktu - waktu atau kapan wisatawan berkunjung pada destinasi, di mana waktu tersebut di lihat dari waktu liburan seperti ; hari libur sekolah, hari libur hari raya dan lain sebagainya.
Lalu bagaimanakah penerapan dalam strategi Branding, Advertising, Selling, Social media, dan Endorser ? Berikut Penjelasanya, kita bahas satu persatu ya :
- Strategi Branding Berdasarkan Konsep Origin serta Timeline :
Jika Dilihat dari konsep Timeline maka Branding dilakukan atau dilaksanakan di waktu yang tepat yaitu misal beberapa bulan sebelum masa liburan datang, seperti liburan sekolah, liburan hari raya dan sebagainya.
- Strategy Advertising Berdasarkan Konsep Origin serta Timeline :
Jika dilihat dari konsep Origin maka strategi advertising atau iklan, dilakukan atau dilaksanakan di asal/origin wisatawan berasal, misalkan Destinasi Wisata yang ada di Yogyakarta kebanyakan berasal dari Jakarta, Maka Strategi Advertising atau iklan harus sering di tayangkan, atau di paparkan di Kota Jakarta, baik lewat media TV, Media Cetak (tabloid, koran, dsb).
Kemudian jika dilihat dari konsep Timeline maka Strategi Advertising atau iklan, dilakukan atau dilaksanakan sebelum di waktu libur di origin wisatawan berasal, misalkan Jakarta merupakan wisatawan yang mendominan di Yogyakarta, maka waktu yang tepat iklan di tayangkan beberapa bulan di waktu sebelum masa liburan datang, serta jika dominan wisatawan adalah anak - sekolah maka di annalists terlebih dahulu kapan jam yang tepat untuk di tayangkan, misalkan jam setelah usai sekolah, di sore hari dan malam hari, dan lebih sering ditayangkan sebelum liburan tiba.
- Strategy Selling Berdasarkan konsep Origin serta Timeline
Pika dilihat dari konsep Origin maka strategi Selling atau Penjualan dilakukan didi asal wisatawan yang mendominan di destinasi, Misalkan Jakarta adalah asal/origin wisatawan terbanyak yang dating ke Yogyakarta maka strategi selling seperti : travel mart, expo, branding dll, dilakukan di Jakarta.
Sedangkan Konsep timeline dilakukan di asal origin serta melihat wake kapan yang tepat dalam menerapkan strtategi seling tersebut. Misalkan 2 bulan sebelum hari libur tida, dan dilakukan misal pada week end, dan hari - hari di mana masyarakat bisa datang untuk menyaksikan proses selling tersebut. dan seterusnya ...
4. The Art of Marketing
(Branding)
Branding merupakan sesuatu yang sangat mendasar dalam kesuksesan sebuah perusahaan. Brand yang kuat merupakan brand yang
memiliki pengaruh terhadap pasar dan tentunya menguntungkan suatu
perusahaan. Namun harus disadari juga bahwa terdapat banyak tantangan
dan ancaman dalam kelanjutan brand tersebut. Branding membedakan
produk-produk yang ada. Keberhasilan ataupun kegagalan penempatan
produk tersebut di pasar tergantung pada kualitas setiap produk yang ada.
Sebuah branding memberikan nyawa pada suatu produk ataupun
jasa. Branding tersebut mampu memberikan makna ataupun identitas ke
lingkungan yang baru. Branding juga memiliki fungsinya, menurut
Randall ada beberapa fungsi dari brand sebagai berikut:
a. Identitas; sebuah brand harus jelas dan tidak ambigu, sehingga setiap, ataupun elemen-elemen desain yang terdapat dalam brand
tersebut menjadi sangat penting.
b. Ringkasan produk; sebagai identitas suatu produk, maka brand harus mencerminkan segala informasi yang dibutuhkan oleh Konsumen.
c. Jaminan keamanan; dalam pembelian suatu produk yang familiar di
pasar, maka konsumen membutuhkan adanya jaminan mengenai
kelebihan yang telah diekspektasikan.
d. Pembeda; sebuah brand harus jelas dalam membedakan dirinya
dengan kompetitornya, dan menunjukkan pada pembeli tentang
keunikannya.
Makna; sebuah brand harus menawarkan lebih dari sekedar produknya .